watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

BONUS MENGINTIP

Sejak tinggal dirumah nenek, aku bener-bener
dimanja soal sex, juga soal duit. Sampai suatu
ketika rumah nenek kedatangan tamu dari
Manado, namanya Tante Wine. Menurut nenek
Tante Wine ini tinggalnya di desa jadi agak kolot
gitu. Tapi pas pertama dikenalkan, aku tidak
melihat wajah desa dari Tante Wine. Raut muka
yang cantik (nggak berbeda jauh dengan nenek
Elsa) dengan postur yang semampai lagipula
putih bersih membuat orang tidak mengira kalau
Tante Wine adalah wanita desa. Satu-satunya
yang bisa meyakinkan kalau Tante Wine orang
desa adalah logat bahasanya yang bener-bener
medok.

Akupun langsung akrab dengan Tante Wine
karena orangnya lucu dan suka humor. Bahkan
aku sering ngeledek karena dialeknya yang
ngampung itu. Wajahnya keliatan agak Indo
dengan tinggi kutaksir 162 cm. Pinggangnya
langsing, lebih langsing dari nenek Elsa, dan yang
bikin pikiran kacau adalah buah dadanya yang
lumayan gede. Aku nggak tau persis ukurannya
tapi cukup besar untuk menyembul dari balik
daster.
Pikiran kotorku mulai bermain dan mengira-ngira.

Apakah Tante Wine haus sex seperti kakaknya?
Kalau kakaknya mau kenapa adiknya nggak
dicoba? Akan merupakan sebuah pengalaman sex
yang seru kalo aku bisa menidurinya. Pikiran-
pikiran seperti itu berkecamuk dibenak kotorku.
Apalagi dengan bisanya aku tidur dengan
nenekku, (dan banyak wanita STW) rasanya
semua wanita yang umurnya diatas 35 kuanggap
akan lebih mudah ditiduri, hanya dengan sedikit
pujian dan rayuan.

Dirumah, nenek Elsa sudah beberapa kali wanti-
wanti padaku jangan sampe aku perlakukan Tante
Wine sama sepertinya, rupanya Elsa cemburu
karena ngeliat kemingkinan itu ada. Sampai suatu
ketika nenek sedang pergi dengan kakek ke
Surabaya selama dua hari. Sehari sebelum
berangkat aku sempat melampiaskan nafsuku
bersama Elsa di sebuah motel deket rumah, biar
aman. Disana sekali lagi nenek Elsa wanti-wanti.

Aku mengiyakan, aku bersusaha meyakinkan.
Setelah nenek dan kakek berangkat aku mulai
menyusun rencana. Dirumah tinggal aku, Tante
Wine dan seorang pembantu. Hari pertama
niatku belom berhasil. Bebeapa kali aku
menggoda Tante Wine dengan cerita-cerita
menjuurus porno tapi Tante nggak bergeming.
Saking nggak tahan nafsu ingin menyetubuhi
Tante Wine, malamnya aku coba mengintip saat
dia mandi. Dibelakang kamar mandi aku
meletakkan kursi dan berencana mengintip dari
lubang ventilasi.

Hari mulai malam ketika Tante Wine masuk
kamar mandi, aku memutar kebelakang dan
mulai melihat aktifitas seorang wanita cantik
didalam kamar mandi. Perlahan kulihat Tante
Wine menanggalkan daster merah jambunya dan
menggantungkan di gantungan. Ups! Ternyata
Tante Wine tidak memakai apa-apa lagi dibalik
daster tadi. Putih mulus yang kuidam0idamkan
kini terhampar jelas dibalik lubang fentilasi.
Pertama Tante Wine membasuk wajahnya.
Sejenak dia bengong dan tiba-tiba tangannya
mengelus-elus lehernya, lama. Perlahan tangan
itu mulai merambah buah dadanya yang besar.

Aku berdebar, lututku gemetaran melihat adegan
sensual didalam kamar mandi. Jemari Tante Wine
menjeljah setiap jengkal tubuhnya yang indah
dan berhenti diselangkangannya. Badan Tante
Wine bergetar dan dengan mata mengatup dia
sedikit mengerang ohh! Dan tubuhnya kelihatan
melemas. Dia orgasme. Begitu cepatkah? Karena
Mr. Happy-ku juga sudah menggeliat-geliat, aku
menuntaskan nafsuku dibelakang kamar mandi
dengan mata masih memandang ke dalam.

Nggak sadar aku juga mengerang dan spermaku
terbang jauh melayang.
Dalam beberapa detik aku memejamkan mata
menahan sensasi kenikmatan. Ketika kubuka
mata, wajah cantik Tante Wine sedang
mendongak menatapku. Wah ketahuan nih.
Belum sempat aku bereaksi ingin kabur, dari
dalam kamar mandi Tante Wine memanggilku
lirih.

“Andy, nggak baik mengintip,” kata tante Wine.
“Ma ma maafin,” jawabku gagap.
“Nggak apa-apa, dari pada disitu mendingan..,”
kata Tante Wine lagi sambil tangannya melambai
dan menunjuk arah ke dalam kamar mandi.

Aku paham maksudnya, dia memintaku masuk
kedalam. Tanpa hitungan ketiga aku langsung
loncat dan berlari memutar kedalam rumah dan
sekejab aku sudah stand by di depan pintu kamar
mandi. Smataku sedikit melongok sekeliling takut
ketahuan pembantu. Hampir bersamaan pintu
kamar mandi terbuka dan aku bergegas masuk.
Kulihat Tante Wine melilitkan handuk ditubuhnya.

Tapi karena handuknya agak kecil maka paha
mulusnya jelas terlihat, putih dan sangat
menggairahkan.
“Kamu pake ngitip aku segala,” ujar Tante Wine.
“Aku kan nggak enak kalo mau ngomong
langsung, bisa-bisa aku di tampar, hahaha,”
balasku.
Tante Wine memandangku tajam dan dia
kemudian menerkam mulutku. Dengan busanya
dia mencumbuku. Bibir, leher, tengkuk dan
dadaku nggak lepas dari sapuan lidah dan
bibirnya. Melihat aksi ini nggak ada rasa kalo Tante
Wine tuh orang desa. Ternyata keahlian nge-sex
itu tak memandang desa atau kota ya.

Sekali sentak kutarik handuknya dan wow!
Pemandangan indah yang tadi masih jauh dari
jangkauan kini bener-bener dekat, bahkat
menempel ditubuhku. Dalam posisi masih berdiri
kemudian Tante Wine membungkuk dan
melahap Mr. happy yang sudah tegak kembali.
Lama aku dihisapnya, nikat sekali rasanya. Tante
Wine lebih rakus dari nenek Elsa. Atau mungkin
disinilah letak ‘kampungan’nya, liar dan buas.
Bebrapa detik kemudian setelah puas
mengisapku, tante Wine mengambil duduk
dibibir bak mandi dan menarik wajahku. Kutau
maksudnya. Segera kusibakkan rambut indah
diselangkangannya dan bibir merah labia mayora
menantangku untuk dijilat. Jilatanku kemudian
membuat Tante Wine menggelepar. Erangan
demi erangan keluar dari mulut Tante Wine.

kumpulan Cerita Dewasa Lainya, Dapat Anda Lihat & Baca Hanya Di :
www.ceritaindo.sextgem.com

“Andi kamu hebat, pantesan si Elsa puas selalu,”
cerocos Tante Wine.
“Emangnya Tante Wine tau?” jawabku disela
aktifitas menjilat.
“Ya nenekmu itu cerita. Dan sebelum ke Surabaya
dia wanti-wanti jangan menggodaku, dia
cemburu tuh,” balas Tante Wine.
Ups, rupanya rahasiaku sudah terbongkar.
Kuangkat wajahku, lidahku menjalar menyapu
setiap jengkal kulit putih mulus Tante Wine.

“Sedari awal aku sudah tau kamu mengintip, tapi
kubiarkan saja, bahkan kusengaja aja tadi pura-
pura orgasme untuk memancingmu, padahal sih
aku belum keluar tadi, heheh kamu tertipu ya, tapi
Ndy, sekarang masukin yuk, aku bener-bener
nggak tahan mau keluar,” kata Tante Wine lagi.
Aku sedikit malu juga ketahuan mengintip tadi.
Masih dalam posisi jongkok di bibir bak mandi,
kuarahkan Mr. happy ke vaginanya. Tante Wine
mengerang dan merem melek setiap kuenjot
dengan batang kemaluanku yang sudah besar
dan memerah. Lama kami bertarung dalam
posisi ini, sesekali dia menarik tubuhku biar lebih
dalam. Setelah puas dengan sensasi ini kami coba
ganti posisi. Kali ini dalam posisi dua-duanya
berdiri, kaki kanannya diangkat dan diletakkan
diatas toilet. Agak sedikit menyamping kuarahkan
Mr. Happy ke vaginanya. Dengan posisi ini kerasa
banget gigitan vaginanya ketiga kuenjot keluar
masuk. Kami berpelukan dan berciuman
sementara Mr. Happy masih tetep aktif keluar
masuk.

Puas dengan gaya itu kami coba mengganti
posisi. Kali ini doggie style. Sambil membungkuk,
tante Wine menopangkan tangan di bak mandi
dan dari belakangnya kumasukkan kemaluanku.
Uhh terasa nikmatnya karena batang Mr. Happy
seakan dijepit dengan daging yang kenyal.
Kutepuk tepuk pantatnya yang mulus dan berisi.
Tante Wine mendesis-desis seperti kepedesan.
Lama kami mengeksplorasi gaya ini.
Dalam beberapa menit kemudian Tante Wine
memintaku untuk tiduran di lantai kamar mandi.
Walaupun agak enggan, kulakuin juga maunya,
tapi aku tidak bener-bener tiduran karena
punggungku kusenderkan didinding sementara
kakiku selonjoran. Dan dalam posisi begitu aku
disergapnya dengan kaki mengangkangi tubuhku.

Dan perlahan tangan kanannya memegang Mr.
Happy, sedikit dikocoknya dan diarahkan ke
vagina yang sudah membengkak. Sedetik
kemudian dia sudah naik turun diatas tubuhku.
Rupanya Tante Wine sangat menikmati posisi ini.
Buktinya matanya terpejam dan desisannya
menguat.
Lama kubiarkan dia menikmati gaya ini. Sesekali
kucium bibirnya dan kumainkan pentil buah
dadanya. Dia mengerang nikmat. Dan sejenak
tiba-tiba raut mukanya berubah rona.
Dia meringis, mengerang dan berteriak.

“Ndy, aku mau nyampe nih, oh, oh, oh, ah, ah
nikmatnya,” erangnya.
Tangannya meraih tubuhku dan aku dipeluknya
erat. Tubuhnya menggeliat-geliat panas sekali.
“Ohh,” ditingkah erangan itu, kemudian tubuhnya
melemah dipangkuanku.
Dalam hatiku curang juga nih Tante, masak aku
dibiarkan tidak tuntas. Masih dalam posisi lemas,
tubuhnya kutelentangkan di lantai kamar mandi
tanpa mencabut mr happy dari vaginanya. Dan
perlahan mulai kuenjot lagi. Dia mengerang lagi
mendapatkan sensasi susulan. Uh tante Wine
memang dahsyat, baru sebentar lunglai sekarang
sudah galak lagi. Pinggulnya sudah bisa
mengikuti alur irama goyanganku. Lama kami
menikmati alunan irama seperti itu, kini giliranku
mau sampai.

“Tante aku mau keluarin ya”, kataku menahan
gejolak, bergetar suaraku.
“Sama-sama ya Ndy, aku mau lagi nih, ayo, yok
keluarin, yok, ahh”.
Dibalik erangannya, akupun melolong seperti
megap-megap. Sejurus kemudian kami sudah
berpelukan lemas dilantai kamar mandi. Persetan
dengan lantai ini, bersih atau nggak, emangnya
gue pikirin. Kayaknya aku tertidur sejenak dan
ketika sadar aku segera mengangkat tubuh Tante
Wine dan kamipun mandi bersama.

Selesai mandi, kami bingung gimana harus keluar
dari kamar mandi. Takut Bi Ijah tau. Kubiarkan
Tante Wine yang keluar duluan, setelah aman aku
menyusul kemudian. Namun bukannya kami
kekamar masing-masing, Tante Wine langsung
menysul ke kamarku setelah mengenakan daster.
Aku yang masih telanjang di kamarku langsung
disergapnya lagi. Dan kami melanjutkan babak
babak berikutnya. Malam itu kami habiskan
dengan penuh nafsu membara. Kuhitung ada
sekitar 7 kali kami keluar bersama. Aku sendiri
heran kenapa aku bisa orgasme sebanyak itu.

Walaupun di ronde-ronde terakhir spermaku
sudah tidak keluar lagi, tapi rasa puas karena multi
orgasme tetap jadi sensasi.
Selama 2 hari nenek Elsa di Surabaya, aku
habiskan segala kemampuan sexualku dengan
Tante Wine. Sejak kejadian itu masih ada sebulan
tante Wine tinggal dirumah nenek Elsa. Selama itu
pula aku kucing-kucingan bermain cinta. Aku
harus melayani nenek Elsa dan juga bermain cinta
dengan Tante Wine. Semua pengalaman itu nyata
kualami. Aku nggak merasa capek harus
melayani dua wanita STW yang dua-duanya
punya nafsu tinggi karena aku juga
menikmatinya.


Adult | GO HOME | Exit
1/5056
U-ON

inc Powered by Xtgem.com